
Bagian dari ilmu kimia yang
mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi
atau proses kimia dan fisika disebut termokimia.
Suatu materi dapat mengalami
reaksi kimia. Reaksi kimia yang berlangsung disertai dengan perubahan energi.
Dalam reaksi kimia dapat menyerap atau membebaskan energi. Misal gamping yang
dimasukkan air akan melepaskan kalor, urea yang dimasukan air akan menyerap
kalor.
Secara operasional termokimia
berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubah-an kalor yang menyertai
reaksi kimia, peru-bahan keadaan, dan pembentukan larutan.
Termokimia merupakan pengetahuan dasar
yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi
juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan
struktur kimia. Fokus bahasan dalam termokimia ialah tentang jumlah kalor yang
dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor
reaksi.

·
Energi yang dimiliki oleh suatu zat
·
Penentuan jumlah energi yang menyertai suatu reaksi.
·
Pengukuran energi suatu materi
·
Kaitan antara energi yang dibebaskan atau diserap pada
reaksi kimia dengan ikatan kimia

Termokimia merupakan penerapan hukum I
termodinamika terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang
menyertai reaksi kimia.
Untuk dapat memahami termokimia perlu dibahas tentang :
i.
Sistem, lingkungan, alam semesta.
ii.
Energi yang dimiliki setiap zat.
iii.
Hukum kekekalan energi.
Azas kekekalan energi menyatakan
bahwa energi dapat diubah dari bentuk yang satu ke bentuk lain, tetapi tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Kalor yang menyertai suatu reaksi
hanyalah perubahan bentuk energi. Energi yang menyertai suatu reaksi kimia
dipelajari dalam bidang termo kimia.

Sebelum mempelajari kaitan antara
materi dan energi dalam reaksi kimia, perlu diketahui konsep lingkungan dan sistem.
Sistem ialah segala sesuatu yang menjadi fokus yang kita amati, dan lingkungan
berada di luar sistem.
Jika sepotong gamping dimasukan ke
dalam air, maka gamping larut disertai pelepasan kalor yang menyebabkan gelas
kimia beserta isinya menjadi panas. Campuran gamping dan air disebut sebagai
sistem. Sedangkan gelas kimia dan udara sekitarnya disebut lingkungan.

lingkungan lingkungan
gamping + air
(sistem)
lingkungan
lingkungan
Jadi, sistem Ialah bagian dari alam
semesta yang sedang menjadi pusat perhatian. Bagian lain dari alam semesta yang
berinteraksi dengan sistem disebut lingkungan.
Interaksi antara sistem dan lingkungan
dapat berupa pertukaran materi dan atau energi. Sistem dapat dikelompokkan
menjadi sistem terbuka, sistem tertutup
dan sistem terisolasi
a.
Sistem terbuka dapat mengalami pertukaran
materi dan energi dengan lingkungan. Pertukaran materi artinya ada hasil reaksi
yang dapat meninggalkan sistem (wadah) misalnya gas yang dapat meninggalkan
wadah (sistem)
b.
Sistem tertutup dapat mengalami pertu-karan
energi dengan lingkungan tetapi tidak terjadi pertukaran materi, misal gamping
yang dimasukkan air.
c.
Sistem terisolasi tidak terjadi pertukaran materi
dan energi dengan lingkungan sekitar, misalnya termos air panas.
Transfer atau pertukaran energi antara
lingkungan dengan sistem dapat berupa kalor (q) atau bentuk bentuk energi
lainya yang secara kolektif disebut dengan kerja (W). Adanya pertukaran energi
tersebut akan mengubah jumlah energi yang terkandung dalam sistem. Kerja adalah
suatu bentuk pertukaran energi antara sistem dan lingkungan di luar kalor.

Energi umumnya dinyatakan sebagai
kapasi-tas atau kemampuan untuk melakukan kerja, yang dimiliki oleh suatu zat
dan dapat menyebabkan suatu proses terjadi. Setiap
zat atau sistem memiliki sejumlah energi dan dapat digolongkan menjadi energi
kinetik dan energi potensial. Memahami energi lebih sulit dari pada memahami
suatu zat. Sebab energi tidak dapat dilihat, tidak dapat dipegang atau
dimasukan kedalam botol untuk dipelajari
a. Energi Potensial
dan Kinetik
Sebuah mobil yang bergerak memiliki energi sebab mobil tersebut dapat
melaku-kan kerja pada mobil yang lain, misalnya menubruk. Benda yang jatuh
dapat melakukan kerja terhadap benda lain, misalnya memecahkan kaca. Energi yang dimiliki oleh suatu
benda bila benda itu bergerak disebut energi kinetik
Minyak dan batu bara memiliki energi
yang dibebaskan pada saat pembakaran yakni sebagai kalor yang selanjutnya dapat
menjadikan mesin mampu melakukan kerja Aki juga memiliki energi, karena dapat
menjalankan dinamo. Energi semacam ini disebut energi potensial.
Oleh karena itu, energi total yang
dimiliki oleh suatu benda adalah jumlah energi kinetik dan energi potensial.
Energi poten-sial adalah energi yang tersimpan dalam sebuah benda, yang
diakibatkan oleh gaya tarik atau gaya tolak dari benda atau obyek lain.
Atom-atom terdiri atas partikel-partikel yang bermuatan listrik.
Energi potensial itu bisa berubah bila
jarak antara inti dan elektron berubah. Dengan demikian, terjadi perubahan
energi poten-sial bila elektron berpindah dari atom satu ke atom yang lainnya
dalam pembentukan ion-ion. Energi potensial atom-atom juga akan berubah bila
terjadi pemilikan bersama elektron dalam pembentukan molekul.
b. Energi
Dalam, U
Jumlah total energi semua partikel
dalam sistem disebut energi dalam atau internal energI diberi lambang U.
Komponen utama dari energi dalam yang menjadi pusat perhatian kita ialah energi
termal, yaitu energi yang terkait dengan gerakan molekul-molekul sistem, dan
energi kimia, yaitu energi yang terkait dengan ikatan kimia dan interaksi antar
molekul.
Energi dalam tergolong fungsi keadaan,
yaitu besaran yang harganya bergantung pada keadaan sistem, tidak pada asal
usul-nya. Keadaan suatu
sistem ditentukan oleh jumlah mol (n), suhu (T), tekanan (P).
Energi dalam suatu zat tidak
dapat diten-tukan. Dalam termokimia, jika suatu zat mengalami perubahan, maka
yang dapat ditentukan ialah perubahan energinya, ∆U. Perubahan energi, ∆U hanya
ditentukan oleh energi dalam mula-mula, U1 dan energi dalam akhir, U2.
∆U = U2 – U1 ........................................... (1)
dalam suatu reaksi kimia : R → P
∆U = UP
– UR ........................................... (2)
UP = energi dalam
produk (kanan)
UR = energi dalam reaktan (kiri)
UP > UR,
maka ∆U > 0 (positif)
UP < UR,
maka ∆U < 0 (negatif)
Energi dalam tergolong sifat
ekstensif, yaitu sifat yang bergantung pada jumlah zat. Jika energi dalam dari
1 mol air ialah x kJ, maka energi dalam dari 2 mol air, pada suhu dan tekanan
yang sama ialah 2x kJ.

Pertukaran energi antara sistem dan
lingkungan selain dalam bentuk kalor disebut kerja. Bentuk kerja yang paling
lazim menyertai proses kimia ialah kerja tekanan–volume (kerja = P.V) , yaitu
jenis kerja yang berkaitan dengan perubahan volum sistem.

h
Gambar di atas menunjukkan sejumlah
gas dalam sebuah silinder dengan piston yang dapat bergerak bebas. Pada
awalnya, gas mendapat beban 2P (yang berasal dari 2 benda di atas piston). Jika
salah satu beban tersebut dikurangi, maka volum gas akan ber-tambah. Piston
akan terangkat naik setinggi h.
Kerja (W) sama dengan gaya kali
jarak :
W =
F x s ................................................................. iii
Tekanan adalah
gaya persantuan luas :
P
=
.................................................................. (4)

Gaya bergerak sepanjang h, maka besarnya kerja yang dilakukan sistem adalah
: Kerja (W) = gaya x jarak ,
W
= – P x A x h ........................................................ (5)
Oleh karena A x h = perubahan volume (∆V), maka persamaan di atas dapat
ditulis :
W = – P x ∆V ........................................................... (6)
Jika tekanan dinyatakan dalam atm, dan volum dalam liter, maka satuan kerja
adalah liter atm. Dalam satuan SI, kerja dinyatakan dalam Joule (J). Hubungan
keduanya ialah :
1 L.atm =
101,32 J
Contoh soal :
Hitunglah besarnya kerja (dalam Joule) yang dilakukan suatu sistem yang
mengalami ekspansi melawan tekanan 2 atm dengan perubahan volum 10 liter !
Jawab :
W =
– P x ∆V
= – 2 atm x 10 liter
= – 20 L atm
= – 20 Latm x 101,32 J/L.atm
=
– 2026,4 J

Kalor adalah energi yang berpindah
dari sistem menuju lingkungan atau sebaliknya karena adanya perbedaan suhu,
yaitu dari suhu lebih tinggi ke suhu lebih rendah.
Transfer kalor akan berlangsung hingga
suhu di antara keduanya menjadi sama, misal air panas dicampur dengan air
dingin akan berubah menjadi air hangat, dimana suhu air yang panas menjadi sama
dengan suhu air dingin.
Apabila suatu zat menyerap kalor, maka
suhu zat akan naik sampai tingkat tertentu hingga zat itu akan mencair (jika
zat padat) atau menguap (jika zat cair). Sebaliknya jika kalor dilepaskan dari
suatu zat, maka suhu zat itu akan turun sampai tingkat tertentu hingga zat itu
akan mengembun (jika zat gas) atau membeku (jika zat cair).
Jumlah kalor yang diserap atau
dibebas-kan oleh sistem dapat ditentukan dengan meng-ukur perubahan suhu yang
terjadi pada sistem. Apabila massa dan kalor jenis atau kapasitas kalor sistem
diketahui, maka jumlah kalor dapat dihitung dengan rumus :
q = m c ∆t ........................................................ (7)
q = C ∆t ............................................................ (8)
q = jumlah kalor (dalam joule)
m = massa zat (dalam gram)
∆t =
perubahan suhu (t akhir – t awal)
c = kalor jenis
C = kapasitas kalor
Contoh soal :
Berapa joule diperlukan untuk memanaskan 100 gram air dari 25oC
menjadi 100oC. Kalor jenis air
4,18 J g-1 K-1
Jawab :
q = C ∆t
=
100 g x 4,18 J.g-1.K-1 x (100–25)K
= 31.350 J

Hukum pertama termodinamika
menyata-kan hubungan antara energi sistem dengan lingkungan, jika terjadi
peristiwa. Energi dalam sistem akan berubah jika sistem menyerap atau
membebaskan kalor
Jika sistem menyerap energi kalor,
berarti lingkungan kehilangan kalor, energi dalam-nya bertambah (∆U>0), dan
sebaliknya, jika lingkungan menyerap kalor atau sistem membebaskan kalor maka
energi dalam sistem akan berkurang (∆U < 0), dengan kata lain sistem kehilangan
kalor dengan jumlah yang sama.
Energi dalam juga akan berubah jika
sistem melakukan atau menerima kerja. Walaupun sistem tidak menyerap atau
membebaskan kalor, energi dalam sistem akan berkurang jika sistem melakukan
kerja, sebaliknya akan bertambah jika sistem menerima kerja.
Kalor (q) yang diberikan kepada sistem
sebagian disimpan sebagai energi dalam (∆U) dan sebagian lagi diubah menjadi
kerja (w). Energi dalam (∆U) sama dengan jumlah kalor yang diserap (q) ditambah
jumlah kerja yang diterima sistem (W).
∆U = q + W ............................................................. (9)
Energi tidak dapat diciptakan atau
dimus-nahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, atau
energi alam semesta adalah konstan. Hukum ini disebut juga hukum kekekalan
energi.
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam menggu-nakan rumus di atas, perlu
ditetapkan suatu perjanjian, yaitu :
·
Kalor (q) masuk sistem bertanda positif (+), sedangkan
yang keluar bertanda negatif (–)
·
Kerja (W) yang dilakukan sistem atau ekspansi bertanda
negatif (–), dan yang dilakukan lingkungan (atau kompresi) bertanda positif.
·
Kerja
dihitung dengan rumus :
W = – P . (V2 –
V1) ...................................................... (10)
Contoh soal :
Suatu sistem menyerap kalor sebanyak 100 kJ dan melakukan kerja 5 kJ.
Berapakah perubahan energi dalam sistem ini?
Jawab :
q = +1000 kJ (menyerap kalor)
W = – 25 kJ (sistem melakukan kerja)
∆U = q
+ w
= 100 kJ – 25 kJ
= 75 kJ

Untuk menyatakan kalor reaksi
yang berlangsung pada tekanan tetap digunakan satuan entalpi dengan lambang H.
Besarnya entalpi suatu materi tidak dapat diukur. Yang dapat dihitung adalah
jika materi tersebut mengalami reaksi kimia. Jadi yang dapat dihitung adalah
perubahan entalpi (∆H). Perubahan entalpi merupakan entalpi akhir reaksi
dikurangi entalpi awal reaksi.
Reaktan → Product
∆H = H produk – H reaktan
= H akhir – H awal
= H2 – H1
∆H = – q
Contoh soal :
Suatu reaksi yang berlangsung pada
tekanan tetap disertai pelepasan kalor sebesar 25 kJ, dan sistem melakukan
kerja 5 kJ. Tentukan q, W, ∆U, dan ∆H !
Jawab :
sistem melepas kalor → q = –25 kJ
sistem melakukan kerja → W = –5 kJ
∆H = q = –25 kJ
∆U = q + W
= –25 + (–5)
= –30 kJ

Suatu reaksi kimia ditinjau dari kalor yang menyertainya
dikelompokan menjadi dua, yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
Reaksi eksoterm = q mengalir dari sistem menuju
lingkungan.
Reaksi endoterm = q mengalir dari lingkungan
menuju sistem.

reaksi eksoterm
Reaksi
eksoterm : H1
> H2 maka ∆H < 0

reaksi endoterm
Reaksi endoterm : H1 < H2,
maka ∆H > 0
Reaksi eksoterm ialah reaksi yang melepas-kan atau membebaskan kalor
menuju lingkungan, sehingga entalpi sistem berkurang, artinya entalpi produk
(akhir) lebih kecil daripada entalpi pereaksi (awal). Akibatnya perubahan
entalpi sistem ∆H sistem bertanda negatif (∆H < 0). Reaksi eksoterm ditandai
dengan timbulnya panas (diraba terasa panas).
Contoh reaksi eksoterm : pembakaran,
kapur tohor atau gamping dimasukkan air.
Reaksi endoterm ialah reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan.
Ciri reaksi endoterm, jika dipegang akan terasa dingin. Entalpi sistem
bertambah, H2 lebih
besar daripada H1
sehingga ∆H = + (positif)
Perubahan entalpi, ∆H reaksi eksoterm
dan endoterm seperti pada diagram berikut :
![]() |
|||
![]() |
Reaksi eksoterm Reaksi
endoterm
Contoh
C(s) + O2(g) → CO2(g), ∆H=-393 kJ
Gambarkan tingkat energinya !


Persamaan termokimia adalah
persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya. Oleh karena kalor
reaksi sesuai dengan jumlah zat yang bereaksi, maka koefisien reaksi akan
berkaitan dengan kalor. Kalor reaksi juga tergantung dari wujud zat, maka wujud
zat juga dituliskan dalam reaksi termokimia.
∆H reaksi bergantung pada massa, suhu,
tekanan dan wujud zat yang bereaksi.
Yang perlu diperhatikan dalam
penulisan persamaan termokimia :
-
wujud zat
-
koefisien pereaksi dan hasil reaksi =
jumlah mol
-
perubahan entalpi
Contoh
persamaan reaksi termokimia :
½H2(g) + ½I2(g) → HI(g) ∆H=–5,52 kJ....................................... i
H2(g)
+ I2(g) → 2HI(g) ∆H=–11,04
kJ...................................... ii
Jika koefisien reaksi berubah, harga ∆H juga berubah.
Reaksi (ii) sama dengan reaksi
(i) tetapi dikalikan 2. Jika koefisien pereaksi atau hasil reaksi dikalikan tiga,
maka harga ∆H juga dikalikan dengan tiga.
Catatan : 

n =
mol
m = massa (gram)
Contoh
soal 1 :
C(s) + ½ O2(g) → CO(g), ∆H = –282 kJ
Tentukan kalor
yang dibebaskan jika terbentuk 88 g CO2
! (Ar C=12, O=16)
Jawab :
Mr CO2 =
1.Ar C + 2.Ar O
=
1.12 + 2.16
=
12 + 32
=
44

Jumlah mol CO2 = 2,
reaksi dikalikan 2 :
C(s) + ½O2(g) → CO(g), ∆H = -282 kJ ..................................... i
2C(s)+O2(g)
→ 2CO(g), ∆H = -564 kJ ..................................... ii
Jadi dibebaskan kalor sebesar 566 Kj
Contoh
soal 2 :
Pembakaran 1 mol karbon
membentuk gas CO2 dibebaskan kalor 394kJ. Tuliskan persamaan reaksi
termokimianya !
Jawab :
dibebaskan kalor maka ∆H = –394 kJ
1 mol karbon, koefisien C = 1
dibakar berarti bereaksi dengan
O2
wujud zat : C = padat (s)
O2 = (g)
CO2 = (g)
C(s) + O2(g) → CO2(g), ∆H =–394 kJ

ΔH adalah jumlah kalor yang dilepas atau diserap dalam suatu reaksi dan
dinyatakan dengan satuan kJ. Suatu reaksi yang berlangsung pada suhu 25OC
(298 K) dengan tekanan 1 atm untuk tiap mol pereaksi disebut perubahan entalpi
standar ΔHO dengan satuan kalor kJ/mol.
Sesuai dengan jenis reaksinya,
beberapa perubahan entalpi dikelompokkan menjadi
1. Entalpi
Pembentukan, ΔHf
Perubahan entalpi pembentukan (∆Hf)
ialah perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol senyawa dari
unsur-unsurnya dalam keadaan standar (25 OC, 1 atm).
Unsur + Unsur → 1 mol senyawa
ΔHfO
unsur bebas = 0.
Ingat : dalam suatu reaksi mol =
koefisien.
Jadi dalam reaksi pembentukan, yang di
sebelah kiri tanda panah (→) merupakan unsur-unsur pembentuk senyawa dan yang
di kanan tanda panah merupakan senyawa yang dibentuk dan koefisien = 1
Contoh 1.
Tuliskan reaksi pembentukan air jika
diketahui ΔHf H2O(g) = –286 kJ/mol !
Jawab :
di kiri unsur pembentuk H2O = H2 dan O2
di kanan = H2O(g) dengan koef. 1
H2(g)
+ ½ O2(g) → 1H2O(g), ∆H = -286 kJ
atau = dikalikan
2 menjadi :
2H2(g)
+ O2(g) → 2H2O(g), ∆H = -572 kJ
Contoh 2.
Tuliskan reaksi pembentukan gas amonia
jika ΔHf NH3(g) = –46 kJ/mol !
Jawab :
di kiri =
unsur pembentuk NH3 yaitu N2 dan H2
di kanan = NH3 dengan koefisien 1
½N2(g) + 1½N2(g)
→ 1NH3(g), ∆H=-46 kJ
atau dikalikan 2
menjadi :
N2(g)
+ 3H2(g) → 2NH3(g), ∆H = -92 kJ
Contoh 3.
Diketahui ∆HfO CaCO3(s) = –125 kJ/mol. Jika Ar Ca=40, C=12 dan
O=16, tentukan kalor yang dibebaskan pada pembentukan 200 gr CaCO3 !
Jawab :
∆HfO CaCO3 = –1250 kJ/mol,
reaksinya:
Ca(s)+C(s)+1½O2(g)→CaCO3(s), ∆H=-125kJ
Mr CaCO3 = Ar Ca + Ar C + 3Ar
O
= 40 + 12 + 3.16
= 100

koefisien CaCO3 = 2, maka reaksi tersebut dikalikan dengan 2 :
Ca(s)+C(s)+1½O2(g)→CaCO3(s), ∆H=-125kJ
dikalikan 2
menjadi
2Ca + C +3O2
→ 2CaCO3, ∆H
= –250 kJ
Jadi kalor yang dihasilkan = 250 kJ
2. Entalpi Peruraian, ∆Hd
Reaksi peruraian berkebalikan dengan
reaksi pembentukan. ∆Hd adalah kalor yang terjadi pada peruraian 1 mol senyawa
dihasilkan unsur-unsurnya. Harga entalpi-nya sama dengan entalpi pembentukan
tetapi tanda berlawanan.
H2(g) + ½ O2(g) → H2O(g),
∆H = -286 kJ
Jika dibalik, tanda (–) menjadi
(+) :
H2O(g) → H2(g) + ½ O2(g), ∆H = +286 kJ
Contoh soal :
Entalpi pembentukan, ∆Hf NH3(g) = –46 kJ/ mol. Tentukan kalor yang diperlukan untuk
menguraikan 34 gr gas NH3 menjadi gas N2 dan H2 ! (Ar N=14, H=1)
Jawab :
∆Hf NH3(g) = –46 kJ dapat ditulis :
½ N2(g)
+ 1½ H2(g) → NH3(g); ∆Hf = -46 kJ
Peruraian NH3(g) reaksinya dibalik :
NH3(g)
→ ½ N2(g) + 1½ H2(g); ∆H = +46 kJ
NH3(g) yang diuraikan 34 gram :
Mr NH3 = Ar N + 3Ar H
= 14 + 3(1)
= 17
mol NH3 = 

maka reaksinya dikalikan 2 :
2NH3(g) → N2(g)
+ 3H2(g); ∆H = +92 kJ
Jadi
kalor yang diperlukan untuk menguraikan 34 gram NH3 = 92 kJ
3. Entalpi
Pembakaran, ∆Hc
Reaksi
suatu zat dengan oksigen disebut reaksi pembakaran. Perubahan entalpi pada
pembakaran sempurna 1 mol zat (25OC, 1 atm) disebut entalpi
pembakaran standar dinyatakan dengan ∆Hd. Dalam suatu reaksi, koefisien zat
yang dibakar adalah = 1.
Contoh : Pembakaran karbon (C) untuk membentuk gas CO2
dihasilkan kalor 393 kJ/mol ditulis :
C(s) + O2(g) → CO2(g), ∆H = -393 kJ
Pada contoh reaksi tersebut,
dapat dinyatakan sebagai :
- reaksi
pembakaran C(s)
- reaksi
pembentukan CO2(g)
Contoh soal :
Entalpi
pembakaran C membentuk gas CO adalah ∆Hc = –110 kJ/mol. Tentukan
kalor yang dibebaskan jika jumlah CO yang terbentuk sebesar 56 g ! (Mr CO
= 28)
Jawab
:
∆Hc = -110 kJ/mol, maka :
C(s) + ½O2(g) → CO(g), ∆H = -110 kJ
Jumlah CO yang dihasilkan = 56 gr
mol CO = 

koefisien CO dijadikan 2, maka :
2C(s) + O2(g) → 2CO(g); ∆H = -220 kJ
Jadi
kalor yang dihasilkan ialah 220 kJ
Casino Site - Lucky Club Live
BalasHapusLucky Club Live is the latest casino site with live dealers, a wide range of table games, jackpots, luckyclub big prizes and more! Experience gambling and live Rating: 3.9 · 2 votes · Free · iOS · Sports